Mata Kuliah
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
(2 Sks)
Tinjauan Mata Kuliah
Anda telah menjadi guru
cukup lama, bukan? Tentu Anda telah
memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan pembelajaran, termasuk
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata kuliah Pengembangan Pembelajaran
IPA SD dengan bobot dua (2) sks ini merupakan mata kuliah yang bertujuan memfasilitasi Anda dalam memahami pengembangan pembelajaran IPA
SD lebih mendalam serta secara khusus membantu
Anda meningkatkan kemampuan praktis dalam mengembangkan pembelajaran yang
berwawasan konstruktivisme dengan memperhatikan kondisi lingkungan setempat.
Marilah kita melihat ke belakang
bersama-sama. Pengalaman apa telah yang Anda peroleh dalam memenuhi dorongan rasa ingin tahu tentang lingkungan
sekitar? Anda tentu berusaha memperoleh informasi sejelas dan
selengkap mungkin, bukan? Selain itu, Anda mungkin juga berharap agar
memperoleh suatu penjelasan yang ‘benar’. Namun, seiring dengan perjalanan
waktu, sesuatu yang sudah kita anggap ‘benar’ itu ternyata masih juga kita
pertanyakan lagi atau dipertanyakan oleh orang lain. Oleh sebab itu, kita di
dorong untuk merevisinya dengan mencari penjelasan yang lebih baik lagi.
Dalam mata kuliah ini, Anda pertama-tama akan diajak untuk menelusuri
bagaimana cara manusia menemukan pengetahuan tentang alam sekitar sehingga
dihasilkan suatu bangunan yang kita sebut Ilmu Pengetahuan Alam (Unit 1). Nah,
selanjutnya, bagaimana posisi IPA itu di antara
kelompok ilmu pengetahuan yang lain, misalnya kelompok MIPA, teknologi,
sosial budaya dan filsafat/teologi juga dapat Anda temukan dalam Unit ini. Kemudian, Anda akan dibawa memasuki suatu
kegiatan pembelajaran yang bernuansa mirip dengan apa yang dilakukan oleh para
ilmuwan dalam memahami alam semesta ini (Unit 2, dan Unit 3). Untuk memperkuat
daya jelajah Anda dalam mengikuti perkembangan pembelajaran IPA terkini, Anda
akan dibekali keterampilan menelusuri literatur dan membuat rangkumannya (Unit
4). Pembelajaran IPA dalam tradisi konstruktivisme dapat Anda temukan pada Unit
5. Akhirnya, pada Unit 6, Anda didorong untuk meningkatkan keterampilan dalam
mendiagnosis kesulitan siswa dalam mempelajari IPA dan ketrampilam
mengembangkan remediasinya.
Selain bahan
ajar cetak ini, materi kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA juga disajikan
secara on-line. Anda diharapkan agar mengunjunginya lewat situs yang tersedia. Untuk melengkapi Anda dengan pengalaman nyata,
Anda dapat melihat beberapa contoh implementasi konkret di kelas melalui sajian
video. Sajian video terdiri atas tiga sub unit, yaitu: contoh bagaimana cara menggali miskonsepsi siswa tentang
konsep-konsep IPA, contoh kegiatan guru sebagai fasilitator, serta sebuah contoh
kegiatan diagnostik dan remediasi kesulitan belajar IPA.
Sejumlah tugas terstruktur akan
disediakan pada setiap sub-unit. Anda harus mengerjakan tugas-tugas itu sebaik
mungkin karena akan menuntun Anda dalam menyelesaikan latihan-latihan yang
tersedia. Untuk mengetahui seberapa jauh perolehan Anda, di bagian akhir dari setiap
sub-unit juga disediakan tes formatif. Anda sangat dianjurkan mengerjakannya
karena tindak lanjut yang disarankan didasarkan hasil tes tersebut.
Sebagian besar sajian dalam buku
ini akan menggunakan struktur refutation
text. Pada setiap bagian awal dari suatu sajian materi diawali dengan
mengajak Anda mengutarakan gagasan Anda sendiri, baik secara eksplisit seperti
yang telah tersaji di dalam buku ini maupun secara implisit yang masih ada di
dalam hati dan pikiran Anda sendiri. Proses dialogis akan membawa Anda
menyusuri jejak penjelajahan mencari kebenaran IPA.
Akhir dari mata kuliah ini
diharapkan Anda memiliki kompetensi yang memadai dalam mengembangkan pembelajar
IPA SD, terutama dalam tradisi konstruktivisme. Selain itu, secara tidak
langsung Anda akan mendapatkan pengalaman berpikir divergen serta kesadaran
bahwa realita yang kita bangun bukanlah tunggal tetapi jamak.
Jangan lupa kata bijak peninggalan
nenek moyang kita ‘Sedikit demi sedikit
lama-lama menjadi bukit’! Semoga!
|
5
Subunit 1
Prinsip-prinsip pembelajaran
yang menyenangkan
Hery
Kresnadi
Leo
Sutrisno
5.1.1 istilah pembelajaran
Istilah
pembelajaran merupakan padanan dari ‘teaching
and learning’ dalam bahasa Inggris yang oleh sebagian pakar pendidikan
diterjemahkan sebagai ‘belajar
mengajar’. Sesungguhnya, istilah ‘belajar mengajar’ belum tepat kalau dipadankan dengan ‘teaching
and learning’ karena ‘teaching and learning’ bukan kata majemuk. Dengan begitu,
istilah ‘pembelajaran’ lebih cocok karena mewakili dua konsep ‘mengajar’ dan
‘learning’. Nah, dalam bagian ini akan lebih memadai digunakan istilah
‘pembelajaran’ karena akan membicarakan ‘mengajar’ dan ‘belajar’ dalam satu
‘tarikan napas’, yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara
bersama-sama. Guru dan siswa bersama-sama mencari pengetahuan, khususnya IPA.
5.1.2 Perubahan pengertian pembelajaran
Bizhan Nasseh,
menyebutkan hingga kini praktek pembelajaran
masih menggunakan salah satu dari model linear atau model circular. Bentul
linear disajikan pada Gambar 5.1.1
Dalam model linear, proses dimulai dari penyusunan materi bidang studi yang dilakukan oleh guru sendiri, diikuti dengan merancang kegiatan pembelajaran, mengajar, belajar, dan melakukan evaluasi yang ‘mengalir’ secara linear. Guru dan sekolah merupakan factor utama dalam perancangan proses pembelajaran. Uraian materi dan rencana kegiatan dirancang di awal kegiatan oleh guru. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang lebih fasif. Model ini sangat ‘teacher-centered’. Guru, selain merancang kegiatan pembelajaran, juga menentukan tujuan pembelajaran dan alat evaluasinya. Pengembangan pembelajaran IPA SD yang Anda pelajari saat ini sedikit banyak masih menggunakan alur model linear ini. Walaupun di sana sini, ‘dialog’ telah dikembangkan untuk mengungkap ‘pendapat/konsepsi’ Anda.
Perkembangan teknologi pada umumnya dan teknologi komunikasi menghasilkan banyak perubahan dalam praktik pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswanya. Tujuan iswa secara individual, hasil yang mereka dambakan, gaya belajar siswa akan menjdi factor utama dalam proses pembelajaran. Beberapa saran informasi, missal internet yang Anda gunakan merupakan sumber pengetahuan yang selalu terbarukan dan cepat diakses.
Model-model pembelajaran baru yang memungkinkan siswa lebih aktif dalam menacri pengetahuan sedang dikembangkan hingga saat ini. Model juga mendorong pergeseran dari ‘teacher-centered’ ke ‘teacher-students -centered’ atau ‘student- centered’. Dalam model ini siswa menyampaikan daftar ketrampilan dan pengetahuan yang ingin dicari. Sekolah/guru menganalisis keinginan-keinginan ini dan dilanjutkan dengan pembuatan rancangan proses/kegiatan yang dapat ditempuh. Selama proses pembelajaran guru berfungsi sebagai fasilitator. Siswa belajar melalui berbagai moda baik secara individual mupun secara kelompok sehingga keinginan siswa tersebut terpenuhi. Lihat Gambar 5.1.2.
.
Latihan 1 unit 5 Subunit 1: coba
perkirakan pengembangan pembelajran IPA
SD yng bahan cetaknya And abaca
saat ini menggunakan model apa?
5.1.3 Lingkungan belajar
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
untuk membuat siswa belajar dengan baik.
- Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
Lingkungan belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda
sebagai guru membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal
dan menghargia mereka satu persatu. Anda juga membangun budaya saling
menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual mapun
berkelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan keyakinan
kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam belajar. Dan,
terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap siswa secara individual
melalui dukungan yang terstruktur,
penghargaan pada usaha siswa serta
yang dikerjakannya
2. Lingkungan belajar menumbuhkan
peningkatan kemandirian, colaboratif, dan motivasi diri.
Dalam lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorng dan
mendukung agara setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka
masing-masing. Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya
ditanamkan. Anda juga membangun berbagai strategiyang dapat menumuhkan
keterampilan kolaborasi yang produktif.
3.
Kebutuhan siswa, perspektif
siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
Lingkungan belajar
yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yang menggunakan
berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap nlai, kebutuhan dan
minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan
berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa.
Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman sera pengetahuan awal siswa.
4.
siswa ditantang dan didukung
agara mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai
guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar
yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta
menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
5.
Asesmen merupakan bagian
integral dari pembelajaran
Lingkungan belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda
buat yang dapat mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya dlam
bentuk porto folio. Ana juga mengembangkan asesmen tang kriterianya jelas serta
terbuka/transparan. Jungan lupa asesmen seperti ini mestimendorong siswa untuk
melakukan refleksi dan evaluasi diri.
6.
Dan, yang terakhir, belajar
menghubungkan siswa dengan masyarakat dan prakttik yang berada jauh di luar
kelas. Lingkungan seperti ini jka Anda sebagai guru mendukung siswa terlibat
dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di lapangan. Anda juga
membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan anatar siswa dengan komunitas
sekitarnya.
Latihan 2 Unit 5
subunit 1: apakah pengembangan pembelajaran IPA SD yang
Anda ikuti ini mengakomodasi lingkungan belajar no 3?
5.1.4 Strategi
Dalam Quantum
Teaching disebutkan bahwa pembelajaran itu yang dapat mendorong siswa belajar
dengan baik itu menggunakan asas seperti yang disajian pada Gambar 5.1.3.
Anda,
pertama-tama menyelami dunia para siswa, dengan menggunakan bahasa mereka, cara
berpikir mereka, pengalaman mereka serta pengetahuan mereka. Dengan cara yang
bagaimana? Anda dapat mengkaitkan bahan yang akan diajarkan dengan sebuah
peristiwa, pikiran, atau perasaan yang mereka peroleh di rumuah, di perjalanan,
dalam kesenian, saat rekreasi, saat nonton tv, saat mendengarkan musik, atau
saat-saat santai besama kawan-kawannya. Setelah kaitan itu terbentuk, Anda
dapat membawa mereka ke dunia Anda.
Para siswa dibawa memasuki dunia kita, dunia orang dewasa
yang sedang mencari ilmu pengetahuan. Mereka dikenalkan dengan istilah-istilah
ilmu pengetahuan, mereka dikenalkan dan diajak berpikir dan bertindak secara
ilmiah. Di sini mereka bertemu dengan kosa kata baru, istilah baru, pengalaman
baru, rumus-rumus dsb. Dalam penjelajahan ini, mereka dan Anda menemukan
cakrawala baru. Dunia Anda dan dunia meeka diperluas dengan pengetahuan yang
baru. Tentu menggunakan bahasa dan cara berpikir mereka, para siwa diajak menyelami dunia ilmu pengetahuan.
Dan, akhirnya pengetahuan
mereka tentang dunia sekitar menjadi lebih sistematis, lebih luas dan lebih
dalam. Ia kembali ke dunia mereka dengan cakrawala baru. Dengan begitu, para
siswa tidak dicabut dari lingkungannya. Mereka tetap anak-anak yang sedang mencari
ilmu pengetahuan. Mereka bukan orang dewasa kecil. Sekali lagi mereka bukan
orang dewasa kecil. Mereka adalah anak-anak.
Dengan
demikian, prinsip pembelajaran yang
menyenangkan adalah:
-
Segalanya berbicara
-
Segalanya bertujuan
-
Pengalaman sebelum pemberian nama
-
Pengakuan setiap usaha
-
Perayaan di akhir pelajaran
Latihan 3: Jelaskan apa maksudnya
segalanya berbicara
Dalam Quantum
Teaching dikenal Strategi: TANDUR
-
Tumbuhkan minat dengan mengajukan ‘apa manfaatnya bagiku?’
-
Alami/ciptakan pengalaman umum yang
dimengerti semua siswa
-
Namai dengan istilah, konsep, kata kunci,
rumus
-
Beri kesempatan mereka menDemonstrasikan/menunjukkan
pengetahuan yang telah dikonstruksi
-
Tujukkan cara mengUlang materi dan
mengaskaskan ‘Aku tahu bahwa memang sudah tahu ini’
-
Rayakan atas pencapaian mereka dengan
cara mengakui/menghargainya
Jika strategi
TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh Pembelajaran yang membuat
siswa (dan guru) aktif, dengan begitu berkembanglah kreativitas baik siswa maupun guru,
sehingga prose situ berjalan dengan Efektif, dan akhirnya menyenangkan bagi semua (Pakem). Saat
ini, PAKEM dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang paling dianjurkan.
PAKEM ini mempunyai padanan dalam bahasa Inggris active joyful effective learning
(AJEL).
Latihan 4: Unit 5 Subunit 2: beri contoh implementasi TANDUR dalam IPA
Sebagai pendalaman
simaklah pengalaman “Astuti” yang ada di kelas Anda.
1. Astuti mendekati ruang kelas Anda
Hari pertama Astuti mengikuti
pelajaran Anda
-
Ketika
bergegas menuju kelas, jantungnya berpacu di antara harapan dan keraguan,
antara was-was dan kegairahan. Antara kegembiraan dan …. Apa lagi?
-
Saat
mendekati kelas Anda berbagai gambar, suara, dan perasaan membanjiri otaknya.
-
Dia
bertanya-tanya: ‘pelajaran ini akan seperti apa, ya?
2. Astuti memasuki ruang kelas
Ketika Astuti mendekati ruang kelas Anda
suara musik yang riang menyambutnya
-
Ia mulai
mengayunkan langkah sesuai irama dengan tersenyum
-
Matanya
segera menatap warna-warni lingkungan, penampilan kelas yang cerah dan ramah.
-
Dia
mengambil salah satu mainan dan bersantai
-
Ia
langsung merasa ‘at home’
3. Astuti
telah berada di ruang kuliah
Ia menghembuskan napas lega sambil
menghempaskan diri di kursi
-
Dia senang
dapat bebas bernapas di kelas ini karena dia selalu tahu posisi setiap orang di
kelas
-
Dia tidak
perlu menempuh pernik-pernik disiplin dan adu kekuatan di kelas ini karena
landasannya kokoh, garis pedomannya jelas, setiap orang bermain dalam peraturan
yang sama.
-
Dia
mengahrgai kejelasan komunikasi Anda, konsistensi Anda dan keadilan Anda
-
Ia
berpikir betapa hebatnya ia dan teman-temannya mempunyai kosakata yang sama
untuk kesuksesan mereka di kuliah Anda
4. Astuti mengikuti pelajaran
Astuti mencondongkan tubuhnya ke depan,
alisnya terangkat naik.
-
Ia
tertarik dengan apa yang baru saja Anda tanyakan: ‘apakah engkau tertarik pada
…?’; ‘bagaimana jika kau dapat ….?’; Astuti terpikat.
-
Dia merasa
bahwa Anda diam-diam memasuki realitas dirinya, menemukan apa yang dapat
menarik minatnya.
-
Tahu-tahu,
ia sadar bahwa ia telah masuk ke dalam kerja kolaboratif yang besar.
-
Anda
membuat dia terkejut dan penasaran
5.1.5 Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD
Dalam salah satu kisah kuna India,
diceritakan enam orang buta yang menggambarkan seekor gajah. Orang pertama
mendekati gajah dari samping. I mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu
datar, kokoh seperti dinding. Orang kedua mendekati gaah dari depan dan
terpeganglah belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur,
bisa digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak
pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom kelapa,
bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib baik dapat
memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas raksasa. Orang
kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor. Ia bilang gajah itu
mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah dari depan, gading yang
tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak. Mereka bertengkar dan
berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda, orang yang tidak buta hanya
tersenyum karena Anda tahu bahwa masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari
seekor gajah yang utuh. Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita
meraba-raba tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan
sebagai pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Esungguhnya, perbedaan pendapat
itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita perlu melihat gajah
lebih luas dan lebih dalam secara sistematis dan metodis.
Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita
di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi.
Karena itu, siswa perlu
diberi kesempatan memperoleh pengalaman itu. Para
siswa perlu dibuat agar aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman.
Misalnya, siswa
dapat diajak untuk mengamati rumput di halaman sekolah. Sambil membuat catatan
diminta juga membuat sketsa tentang rumput-rumput itu. Daunnya, bunganya,
batangnya, dan akarnya, serta lingkungan tumbuhnya. Mereka juga disuruh
menggolong-golongkan rumput itu menurut bentuk daunn, menurut tempat tumbuh,
menurut bentuk bunga dsb. Pada tingkat awal mungkin tidak usah diajak menghapal
nama-nama rumput itu apalagi yang nama latin.
Prinsip 2: Pengetahuan yang
diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap
selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman
itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.
Misalnya, Anda
akam mengajar dengan topic ‘temperatur’. Anda dapat menyediakan tiga gelas air
dengan suhu yang berbeda-beda. Gelas
paling kiri Anda beri es. Gelas peling kanan air hangat/suam-suam kuku. Dan air
di dalam gelas tengah Anda ambil saja dari sumur atau bak mandi. Siswa diminta
memasukkan jari tangan kiri k eke dalam gelas kiri, dan jari kanan ke dalam
gelas kanan, biarkan beberapa saat. Kemudian diminta memindahkan jai-jari itu
ke dalam gelas tengah. Mintalah menjelaskan apa yang dirasakan jari tangak kiri
dan jari tangan kanan.
Prinsip 3: Pengetahuan pengalaman
mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan,
pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi.
Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama
pembelajaran.
Misalnya, siwa
mengatakan bahwa matahari bergerak dari timur ke barat seperti yang kita lihat
setiap hari. Anda mengatakan pendapat itu miskonsepsi. Anda perlu
membetulkannya. Bagaimana cara?
Tanyakan kepada
siswa apakah pernah naik bus yang bergerak laju. Suruh mereka mengingat-ingat,
apa yang dilihat di luar bus tersebut. Tanyakan, pakah ia memiliki kesan bahwa
benda-benda (pohon, rumah, bangunan lain) di luar bus bergerak mundur menjauhi
bus. Tanyakan, apa yang sesungguhnya, bus yang bergerak cepat atau pohon-pohon
itu yang bergerak cepat dalam arah yang berlawanan. Dengan Tanya jawab seperti
ini, Anda dapat membetulkan bahwa yang tampaknya bergerak itu belum tentu
sungguh bergerak, bisa jadi hanya karena cara memandang saja.
Prinsip 4: Dalam setiap
pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep
yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk
mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data,
konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.
Misalnya,
Pengetahuan tentang kutub magnet. Apa yang
sebagai fakta? Setiap batang magnet memiliki dua kutub magnet. Apa yang
menjadi data? Sebuah batang magnet yang Anda miliki mampu menarit 10 paku.
Magnet yang lain mampu menarik satu kotak penjepit kertas. Apa yang sebagi
konsep? Kutub Utara, Kutub Selatan magnet dapat disebut konsep. Apa simbolnya?
U atau N sebagai symbol Kutub Utara. S sebagi symbol Kutub Selatan. Apa
hubungannya dengan konsep yang lain? Kutub Utara sebatang magnet selalu
mengarah ke utara karena ditarik oleh Kutub magnet bumi.
Prinsip 5: IPA terdiri atas
produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu mengenalkan ketiga aspek
ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada
produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita
tidak mampu mengikuti secara terus-menerus perkembangan itu setiap saat. Dan,
kalaupun mampu, menajdi pertanyaan besar adalah apakah semuanya disampaikan
kepada siswa. Oleh karena itu, akan lebih baik jika siswa dibekali dengan
keterampilan menemukan pengetahuan, yaitu: proses dan prosedur IPA. Proses
menyangkut kegiatan penelitian. Sedangkan prosedur menyangkut metode ilmiah
yang digunakan dalam kegiatan penelitian.
Tes Formatif
- Mana yang kurang tepat sebagai padanan teaching and learning? Mengapa?
- Mana yang lebih cocok dikembangkan di pembelajran IPA SD di Indonesia saat ini?
- Lingkungan belajar yang bagaimana yang seharusnya diciptakan oleh apara guru IPA?
- Prinsip apa yang seharusnya diterapkan pada pembelajaran IPA SD saat ini?
Referensi
Bobby DePorter, Mark
Reardon, sarah Singer-Nourie 2001 Quantum
Teaching Penterjemah Ary Nilandari Cetakan ke-3 bandung:Kaifa
H. Clark Hubbler 1974 Science for Children New
York: Random House
Richard Leblanc 1998 Good Teching: the top ten requiremen. York
University,
Ontario
0 Komentar untuk "Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA"